Indonesia Website Awards

Menelusuri Sistem Pendidikan Perancis , Yang Mencetak Generasi Hebat

Sistem Pendidikan di Perancis

Profil Lengkap Negara Perancis

Shalaazz – Sistem Pendidikan Perancis – PERANCIS merupakan negara terluas di Eropa dengan luas 547.029 km2 dengan Batas di sebelah utara Utara berbatasan dengan Selat Inggris, di Barat berbatasan dengan Teluk Biscaye, di daerah Selatan berbatasan dengan Laut Tengah dan Spanyol sedangkan sebelah Timur berbatasan dengan Swiss dan Italia. Bentuk Negara Perancis adalah Republik dengan di pimpin oleh kepala negara Presiden. dengan di kepala pemerintahan : Perdana Menteri. Ibu Kota Perancis adalah Paris dengan kota yang terkenal kota romantis Mata Uang perancis adalah Euro. mata uang dengan satuan euro dari seluruh negara eropa. Lagu Kebangsaaan yaitu Allons Enfants Ela Patrie. Sunber daya alam yang dimiliki negara peranci adaalah: Besi, Perak, Nikel, Uranium, Batu Bara, Dan lain sebagainya. Hasil pertanian yang di hasilakn negara perancis adlah Padi-Padian, Jagung, Beras, Buah-Buahan, Sayuran,dan lain sebagainya . Agama yang dianut oleh negara perancis yaitu :Katolik dengan presentase 90%,sedangkan sisanya agama Protestan,Islam,Yahudi.

Sistem Pendidikan di Perancis

Prancis adalah tergolong Negara yang telah maju industrinya dari antara Negara maju di barat lainnya. Problema-problema yang di rasa belum dapat di selesaikan secara tuntas ialah yang menyangkut masalah kependidikan dari abad ke abad. Dibawah pemerintahan Republik ketiga, lycee dan fakultas unuversitas negeri di ambil alih untuk membentuk inti system sekolah menengah yang bertujuan menemukan dan menghasilkan calon-calon pemimpin. Kendati teori warisan status kelas telah di tolak, system pendidikan masih sangat selektif. System tersebut sudah memisahkan anak-anak menjadi dua kelas sejak hari pertama mereka masuk sekolah. 
Akhirnya, hak pilih dijadikan universal bahkan wanita berhak memilih setelah perang dunia II, tetapi biaya pendidikan di sekolah menengah tetap melanggengkan diskriminasi kelas.Penerapan sistem pendidikan di Indonesia dengan di Perancis pada umumnya memiliki kesamaan dengan sistem pendidikan di indonesia yang pada dasarnya sistem pendidikan di Indonesia merupakan adaptasi dari sistem pendidikan luar negeri. Perbedaan sistem pendidikan tentu saja terletak pada penerapan metode pembelajaran di negara itu sendiri. 
Di negara Perancis seorang peserta didik mengenyam pendidikan dimulai pada saat anak berusia 2 atau 3 tahun setara dengan play group hingga 17 tahun disana peserta didik langsung diarahkan pada bakat dan minat dan pada pemahaman konseptual, para siswa terbiasa belajar dengan pola keras, disiplin dan dipenuhi dengan tugas. Setelah siswa menempuh pendidikan wajib, bagi mereka yang ingin menempuh ke jenjang perkuliahan mereka akan dihadapkan lagi dengan persaingan yang sangat ketat, untuk lulus dari SMA saja itu merupakan hal yang sangat rumit. Siswa yang terpilihlah yang dapat melanjutkan ke jenjang perkuliahan dengan dihadapkan soal soal oral (essay) yang menuntut pemahaman konseptual sehingga sedikit pula yang dapat masuk ke jenjang universitas. Pendidikan di Perancis tentunya tidak lepas dari peranan pemerintah. 
Pemerintah Perancis telah menganggarkan 23% pendapatan negaranya untuk pendidikan yaitu adanya pendidikan gratis dari TK hingga SMA dan gaji guru yang besar, disana gaji guru mencapai hingga 50 – 60 juta perbulan. Untuk menjadi guru disanapun tidak mudah mereka yang ingin menjadi guru harus diseleksi sesuai potensi yang dimilikinya. Karena ia akan menjadi tulang punggung dalam menjamin kualitas pendidikan bangsanya. Jika ia diterima menjadi seorang guru, gajinya per bulan yang paling rendah adalah sekitar 25.000 euro atau sekitar Rp 30 juta, ditambah dengan berbagai fasilitas penunjang lainnya, semua sudah tersedia, rumah, kendaraan, kebutuhan hidup, jaminan kesehatan, tunjangan hari tua, semua sudah ditanggung oleh pemerintah. Sehingga seorang guru benar-benar berkonsentrasi penuh dalam mengajar dan mencerdaskan para anak didik, dan mencurahkan seluruh tenaga dan pikirannya untuk itu. 
Oleh karena itu, untuk pengangkatan seorang guru, termasuk dosen, diadakan seleksi penerimaan yang sangat ketat dan teruji.Ada salah seorang mahasiswa Indonesia di Perancis yang sudah berkeluarga dan memiliki dua anak umur dua dan empat tahun memasukkan kedua anaknya di TK mulai pukul 09.00 (pagi) sampai pukul 17.00 (sore). Sistem ini dianut karena umumnya para pegawai di Perancis bekerja dari pukul 09.00-17.00, dengan catatan. Hari Sabtu dan Minggu libur. Selama anak berada di ruang sekolah (09.00-17.00) mereka sepenuhnya ada di bawah asuhan dan bimbingan guru. Di antara jam belajar itu mereka (anak-anak) diberi makan siang, dan juga kadang-kadang ada acara tidur siang. Jadi, para orangtua menyerahkan anaknya ketika berangkat kerja dan menjemputnya kembali saat pulang kerja. Pada hakikatnya seluruh proses belajar ini diberikan secara gratis oleh pemerintah. 
Pemerintah Perancis menjamin bahwa masuk sekolah mulai TK hingga perguruan tinggi adalah gratis. Tentu saja untuk memasuki setiap jenjang pendidikan diadakan seleksi ujian masuk, mulai tingkat pendidikan dasar (ecole primaire) pendidikan menengah (lysee) sampai perguruan tinggi (universitarire). Guru dituntut agar lebih memperhatikan perkembangan kepribadian individual anak didik, dan tidak hanya mementingkan pengembangan intelektual semata. 
Dalam kongres ahli pendidikan di Le Havre tahun 1939 antara lain diputuskan agar guru memperhatikan perkembangan anak didik pada aspek fisik, sosial dan etis dalam pendidikan di samping aspek intelektual dan cultural.[5] Untuk meningkatkan kualitas guru, maka didirikanlah “Ecole Normale” (Sekolah Guru) yang lama belajarnya 7 tahun (masa 4 tahun untuk pendidikan umum dan 3 tahun untuk keguruan). 
Namun demikian problema tentang mutu kependidikan tidak dapat di atasi hanya denga melalui sekolah guru, tanpa diimbangi denga peningkatan bidang kehidupan lainnya, seperti ekonomi, dan political will dari pemimpin negaranya. Problem lainnya ialah bagaimana agar pendidikan tidak terlalu intelektualistis.
Sistem pendidikan Perancis sangat berpusat, terancang, dan bercabang. Hal ini dibagi menjadi tiga tahapan yang berbeda: 

  1. Pendidikan Pra Sekolah

Maternelle (setara playgroup dan TK) mulai dari umur 2 th Sejak tahun 1967, semua anak di Perancis dikenakan wajib belajar sampai dengan umur 16 tahun. Seperti di negara-negara lain, sekolah di Perancis dimulai dari tingkat Taman Kanak-kanak (TK)/Ecole Maternelle sebagai tingkat pra-sekolah. Seorang anak yang sudah berumur 2 tahun dengan ditambah syarat-syarat tertentu sudah boleh masuk TK, walaupun pada umumnya anakanak masuk TK berumur antara 3 sampai 4 tahun. Pendidikan pra sekolah dibagi menjadi 3 tingkat: kecil, sedang dan besar. Pada tahap ini anak-anak diperkenalkan cara hidup berkelompok, keterampilan sederhana dan pengenalan huruf-huruf serta angka. Sekolah TK ini terdiri dari bermacam-macam, di antaranya: 
– Toute Petite Section ( mulai umur 2) 
– Petit Section (3 th)
– Moyen Section (4 th) ~~ TKA 
– Grand Section (5 th) ~~ TKB

   2. Pendidikan dasar (enseignement primaire); 

Pendidikan dasar dimulai pada usia 6 tahun dan selama 5 tahun: Jenjang Persiapan (CPI), Dasar 1 (CE1), Dasar 2 (CE2), Menengah (CM1) dan Menengah 2 (CM2). Tujuan utama pendidikan dasar ini adalah untuk mengajarkan pada anak-anak kehidupan bermasyarakat memberikan kemampuan membaca dan berhitung dengan persiapan untuk melanjutkan ke pendidikan menengah (Iycees dan Colleges). Pendidikan ini berkewajiban menggabungkan kepentingan dasar pendidikan dan kesenangan , atau bermain suatu pendekatan yang terbukti berhasil pada anak-anak. Dewasa ini hampir 100% anak yang berumur 6 tahun sudah memasuki bangku sekolah dasar. Anak-anak sekolah di TK dan SD negeri dibebaskan dari pembayaran, dan memperoleh buku-buku pelajaran secara gratis. 

1ere degree :

  • Cours Preparatoire (CP)  – 6th ~~~SD 1 
  • Cours Elementaire (CE1) – 7 th ~~ SD 2 
  • Cours Elementaire (CE2) – 8 th ~~ SD 3
  •  Cours Moyen 1 (CM1) – 9 th ~~ SD 4 
  • Cours Moyen 2 (CM2) – 10 th ~~ SD 5

   3. Pendidikan sekunder (enseignement secondaire); 

Pendidikan menengah tersedia secara tradisional disekolah negeri yang disebut lycee dan sekolah kotapraja yang disebut college. Menurut sejarahnya, lyce lebih selektif sehingga memilki reputasi sebagai yang lebih sempurna. College cenderung mengakomodasi cita rasa pendidikan modern dah lebih cepat berafaptasi dengan permintaan umum warga kotapraja yang mendukungnya. Meskipun demikian, kedua jenis sekolah tersebut mempersiapkan siswa untuk ujian baccalaureat sehingga mempersiapkan pula penerimaan ke universitas. Sekolah menengah bisa di masuki dari sekolah dasar, tetapi ada jalur lain yang lebih disukai, yaitu lewat classes preparatoire. Classes preparatoire adalah sekolah swasta yang seringkali memilki perkanjian kerja dengan satu lycee atau lebih untuk meyakinkan para orang tua yang menjadi penyantunnya bahwa putra-putra mereka akan diterima disekolah menengah. .
 2eme degree : 
– 1ere cycle 6eme – 11 th ~~ SD 6
– 1ere cycle 5eme – 12 th ~~ SMP 1
– 1ere cycle 4eme – 13 th ~~ SMP 2 
– 1ere cycle 3eme – 14 th ~~ SMP 3, 
yg lulus menyandang status Colleges dan Memilih ke jurusan Baccalaureat ( jalur umum) ataukah jurusan CAP / BEP (jalur profesionel) 1-2 th habis gitu bisa langsung kerja.
Berikut adalah jalur Baccalaureat : 
– 2eme cycle 2 eme – 15 th ~~ SMA 1 
– 2eme cycle 1 ere – 16 th ~~ SMA 2 
– Terminal – 17 th ~~ SMA 3, 
yg lulus bisa menyandang gelar BAC-S (Scientific), BAC-ES (Economi) atau BAC-L (Litteraire) tergantung jurusan yg diambil di kelas.

   4. Pendidikan tinggi (enseignement supérieur).

Pendidikan tinggi diselenggarakan dalam beberapa bentuk. Hampir semua akasemi memilki fakultas universitas jenis konvensional,tetapi tidak semuanya mempunyai perangkat fakultas yang lengkap. Seirinng dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, sumbangsih universitas dalam bidang-bidang ini diperluas dengan meningkatkan daya tampung kelas pada fakultas-fakultas yang sudah ada taupun menambahkan fakultas-fakultas baru.
 Superieur, ada 3 cabang :
– IUT : Instituts Universitaire de Technologie – 2 th, diplome : DUT / BTS
– Universités
– 3 th, diplome : Licence
– 4 th, diplome : Maitrise
– 5 th, diplome : DESS / DEA /DRT
– 8 th, diplome : doctorat
– Grande Ecole :
– ENA : sekolah politik
– Polytechnic, diplome : Ingenieur & Scientific
– HEC – Untuk sekolah Finance commerce
– ENS – sekolah calon guru.

Sistem pendidikan di Perancis dari awal sudah dapat mendeteksi bakat dan kemampuan anak, dan sudah bisa menentukan jurusan sesuai minat anak sejak dini. Jadi tidak semua anak berlomba-lomba ingin menjadi insinyur atau jurusan teknik,. Siswa juga tidak dituntut harus menguasai seluruh mata pelajaran, akan tetapi cukup hanya basicnya saja, baru bidang yang sesuai dengan bakat dan kemampuan siswa dipelajari secara lebih mendalam, sehingga lebih fokus. Apalagi yang berminat melanjutkan ke Grande Ecole, harus melewati test yg benar-benar ketat untuk bisa masuk. Baru yang nggak masuk, larinya ke universitas biasa.
Sumber: bagibagi93.blogspot.co.id  / infoplease.com