Apa Salahnya Gap Year? – Halo sobat Shalaazz, apa itu Gap year? Gap Year adalah istilah yang sudah tidak asing lagi di telinga kita. Karena Gap Year merupakan tradisi yang sudah lama dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Mungkin, masih ada yang belum mengerti dan faham,
Simpelnya, Gap Year bisa diartikan sebagai cuti atau jeda waktu sementara yang dilakukan seseorang sebelum masuk ke perguruan tinggi. Cuti ini bisa dilakukan beberapa bulan atau beberapa tahun lamanya tergantung seseorang.
Tujuan dari Gap Year adalah untuk mengetahui minat dan bakat seseorang pada suatu bidang perguruan tinggi yang akan dimasuki. Serta membuat seseorang bisa memilih jurusan yang tepat sesuai dengan kamampuan dan passionnya. Oleh karenanya, bisa meminimalisir timbulnya penyesalan-penyesalan yang sering dialami oleh mahasiswa dengan alasan karena salah jurusan.
Baca juga: 7 Tips Jitu Agar Lebih Produktif Setiap Hari Bagi Semua Generasi!
Sering sekali kita menemukan calon mahasiswa yang bingung akan minat bakatnya pada bidang apa. Ingin masuk perguruan tinggi, tapi masih ragu dan merasa bingung mau memilih jurusan apa.
Nah, inilah solusinya. Dengan Gap Year, seseorang bisa memiliki lebih banyak waktu untuk memikirkan, merenungkan, dan memantapkan pada bidang atau jurusan apa yang akan dipilih.
Di Indonesia, Gap Year ini masih dipandang sebelah mata. Sebab, sebelum masuk ke perguruan tinggi dan seseorang mengambil cuti atau jeda waktu untuk sementara waktu, biasanya akan dipandang sebagai pengangguran oleh sebagian besar masyarakat di lingkungannya.
Baca juga: Bikin Gap Year Jadi Asyik!
Berbeda dengan beberapa universitas high class seperti Harvard University dan New York University. University ternama ini justru malah memberikan pilihan atau merekomendasikan Gap Year ini kepada mahasiswanya. Agar mahasiswa memiliki waktu yang cukup banyak untuk menemukan passionnya serta sebagai proses pendewasaan diri sebelum mahasiswa masuk ke perguruan tinggi.
Salah satu alasan terbesar mengapa Gap year dianggap sebagai hal yang negatif adalah orang tua. Tidak sedikit orang tua yang menginginkan anaknya untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi tanpa harus mengambil Gap year. Sebab, sebagai orang tua pasti ingin yang terbaik untuk anak-anaknya.
Beranggapan bahwa dengan mengambil Gap Year maka anak akan cenderung malas-malasan di rumah dan mengalami comfort zone. By the way, siapa nih yang ingin mengambil Gap Year tapi tidak sepaham dengan orang tua?. Nah, di sini kita perlu berkomunikasi dengan orang tua. Memberi pemahaman kepada mereka bahwa Gap year bukanlah hal yang negatif. Justru banyak kelebihan dan keuntungan jika kita benar-benar memanfaatkan waktu dengan baik selama rentang waktu tersebut.
Pada akhirnya, berguna atau tidaknya Gap year itu tergantung setiap individu dalam menjalaninya. Apakah ia memanfaatkan waktunya dengan baik untuk belajar, memperbaiki diri, mengasah kemampuan, atau justru malah menggunakan waktu yang ada hanya untuk bermalas-malasan hingga akhirnya mengalami comfort zone.