Penerapan Full Day School Diperlukan Kajian Ulang – Kebijakan full day yang telah diterapkan oleh Mendikbud Muhadjir Effendy diharapkan mampu membuat siswa mengembangkan kemampuan psikolosial di sekolah. Namun, dalam praktiknya menjadi suatu pertanyaan pentingkah fullday di Pendidikan Indonesia?
Belajar dari pendidikan yang ada di Negara Finlandia, negara yang terkenal dengan sistem pendidikan terbaik di dunia tersebut. Bahkan pendidikan dapat dijalankan amat baik di Negara Finlandia. Negara tersebut sangat mengharamkan sistem pendidikan yang membebani para siswa dan guru dengan agenda pendidikan yang tidak menunjang mutu pendidikan itu sendiri.
Dari segi pembelajaran,Finlandia hanya menerapkan maksimal lima jam proses pembelajaran di sekolah. Itupun , proses pembelajaran di desain enjoy dan membuat siswanya tidak jenuh akan pembelajaran. Tidak adanya program fullday ataupun lainnya yang membebani para siswa. Program seperti itulah yang seharusnya diterapkan oleh Indonesia.
Gagasan fullday yang dipaksakan dapat mematikan minat bakat anak akan sesuatu hal yang digemarinya. Pada kegiatan pragmatis di sekolah sehingga menjauhkan dari relasi sosial kemasyarakatan. Relasi sosial kemasyarakatan menjadi media pengembangan karakter anak yang didasari pada empati dan etika keadilan publik.
Jika di telaah lebih mendalam,konsep fullday itu sendiri bisa dikatakan tidak dilandasi oleh tujuan substantial dalam meningkatkan mutu pendidikan nasional di jenjang dasar dan menengah. Namun,hanya untuk mementingkan beberapa kelompok masyarakat yang tidak memiliki waktu untuk mendidik dan menemani anak karena kesibukan bekerja.
Sutradara pendidikan sebelum mengambil kebijakan seharusnya melihat para pelaku pendidikan. Harus ada keseimbangan visi dan misi antara sutradara dan pemeran pendidikan. Bisa dikatakan adanya program fullday school membuat pemeran dalam pendidikan menjadi terbebani. Hal ini dapat dilihat dari siswa yang pulang sore harii dan tidak adanya waktu untuk mengembangkan bakat minat nya.
Pada praktiknya program full day tersebut dijalankan 5 hari kerja. Namun,pada hari sabtu dan minggu siswa disibukkan akan tugas yang diberikkan oleh guru saat hari pembelajaran. Dalam hal ini,fullday dapat mempengaruhi psikologi dan fisik siswa .
Siswa sangat sulit konsentrasi saat memasuki sore hari. Konsentrasi siswa sebenarnya maksimal hingga pukul 12 siang dan selebihnya sult untuk konsentrasi dalam pembelajaran. Timbul masalah baru dalam hari ini. Kualitas siswa dari tahun ke tahun bisa dikatakan semakin menurun apabila program fullday terus dilaksanakan tanpa adanya pembenahan yang mendasar.
Keluhan bukan hanya datang dari siswa melainkan juga para tenaga pendidiknya. Tambahan jam yang semakin banyak membuat guru yang merupakan juga pemeran pendidikan harus bekerja dengan tenaga ekstra dan stamina yang prima agar dapat menyampaikan materi pembelajaran untuk siswanya.
Perlunya kajian yang mendalam oleh sutradara pendidikan dalam menerapkan fullday school. Kajian yang dimaksud harus menimbang para pemeran pendidikan agar keselerasan terjadi demi terwujudnya kemajuan Pendidikan Indonesia. Bangsa yang besar datang dari generasi dengan pendidikan yang berkualitas. Oleh karenanya diperlukan program penunjang yang dapat membuat generasi tersebut menjadi berkualitas.