Indonesia Website Awards

Gontor Pendidikan Terbaik Menelaah Sistem Pendidikan Gontor dan cara pengajaran Gontor

sistem pendidikan gontor
sistem pendidikan gontor

Pondok Modern Darussalam Gontor atau yang lebih akrab disebut Gontor merupakan salah satu dari sekian banyak perwujudan pondok pesantren yang telah berhasil melakukan penyesuaian diri dalam menyiasati modernitas. Disamping itu, Gontor juga merupakan sebuah pesantren yang mencanangkan diri untuk meletakkan dasar peradaban dan mengislamkan dunia. Dari fenomena di atas, penulis akan mengulas tentang Sistem Pendidikan dan Pengajaran di Pondok Modern Darussalam Gontor dan mengenalkannya kepada masyarakat Islamabad pada umumnya, mengingat tidak sedikit pelajar di Islamabad yang merupakan alumni dari Pondok Modern Darussalam Gontor. 
Sejarah singkat berdirinya Pondok Modern Darussalam Gontor didirikan oleh tiga bersaudara, masing-masing KH. Ahmad Sahal, KH. Zaenuddin Fanani dan KH. Imam Zarkasyi yang kemudian dikenal dengan istilahTrimurti. Adapun gagasan pendirian pondok ini bermula dari Kongres Umat Islam di Surabaya pada tahun 1926 yang memutuskan untuk mengirimkan wakilnya dalam pertemuan umat Islam di Mekkah. Ketika itu, utusan yang dikirim harus mampu berbicara bahasa Arab dan Inggris, sementara untuk mendapatkan utusan yang mampu berbicara dalam dua bahasa tersebut sangat sulit sekali. Dari sinilah, muncul suatu ide dalam benak Ahmad Sahal muda untuk mendidik anak agar mampu berbicara dua bahasa tersebut. Ide tersebut akhirnya didiskusikan bersama kedua adiknya, Zainuddin Fanani dan Imam Zarkasyi. Dari sanalah lahir gagasan baru untuk menghidupkan kembali pondok pesantren ayahnya Kiyai R. Santoso Anombesari yang sudah lama vakum. Meskipun mereka dididik di pesantren salaf, namun format gagasannya lebih berorientasi kepada luar negri. 
Adapun pondok yang dikembangkan merupakan hasil sintesadari Al-Azhar Kairo di Mesir, Pondok Syanggit di Afrika Utara, Universitas Aligarh di India dan Taman Pendidikan Santiniketan yang juga terletak di India. Al-Azhar dan Syanggit merupakan benteng pertahanan kebudayaan dan pendidikan Islam yang memiliki wakaf besar, bahkan memberikan beasiswa bagi para mahasiswanya. Aligarh cakap dalam usaha modernisasi ajaran Islam yang sesuai dengan tuntutan masyarakat dan zaman. Santiniketan didirikan oleh Rabindranath Tagore yang mampu mengembangkan sistem kebudayaan, kesederhanaan, kekeluargaan dan kedamaian. Pada awalnya didirikan Tarbiyatul Athfal (1926) dengan santrinya yang msih sangat sedikit berasal dari beberapa daerah di Ponorogo. Namun sepulangnya KH. Imam Zarkasyi dari Padang Panjang Sumatera Barat, pada tahun 1936 beliau mendirikan Kulliyyatu-l-Mu’allimin al-Islamiyyah (KMI), yang selanjutnya berkembang pesat hingga sekarang dengan 20.757 santri dari berbagai daerah di tanah air dan luar negri, 1670 guru,18 Pondok Cabang, ratusan Pondok Pesantren Alumni dan puluhan ribu alumni yang berkiprah baik di dalam maupun di luar negeri.

Tujuan Pendidikan dan Pengajaran Tujuan pendidikan Pondok Modern Gontor adalah membentuk pribadi beriman, bertakwa dan berakhlaq karimah yang dapat mengabdi pada umat dengan penuh keikhlasan dan berperan aktif dalam memberdayakan masyarakat. Untuk itu, sejak awal mula berdirinya, Pondok Modern Gontor telah mencanangkan bahwa “pendidikan lebih penting daripada pengajaran”. Secara garis besar, arah dan tujuan pendidikan dan pengajaran di Pondok Modern Gontor adalah. 
  • Pendidikan Kemasyarakatan 
  • Kesederhanaan 
  • Tidak Berpartai 
  • Menuntut ilmu karena Allah. 

1. Pendidikan Kemasyarakatan 

Berlandaskan semboyan, “Muslim yang berbaur dengan orang lain dan bersabar dalam menghadapi mereka, lebih baik daripada muslim yang tidak berbaur dengan manusia dan tidak bersabar atas penderitaan mereka,” Pondok Modern Gontor menjadi laboratorium kehidupan bagi santri-santrinya. Berbagai macam hal yang akan dihadapi santri di masyarakat, dikenalkan kepada mereka sejak dini. Penugasan adalah salah satu metode pendidikan di Pondok Modern Gontor. Santri tidak hanya diberi ilmu, tapi juga diberi ladang untuk mengaplikasikannya, dengan bimbingan dan pengawasan ketat dari para guru. Bentuk penugasan dan pendidikan kemasyarakatan tersebut tercermin dengan dibentuknya dua organisasi pelajar intern, yaitu; 
  • Organisasi Pelajar Pondok Modern (OPPM) 
  • Koordinator Gerakan Pramuka Pondok Modern 

Kedua organisasi itu, bukan hanya penting dalam mendidik santri, tapi bahkan telah menjadi denyut kehidupan santri sendiri. Berbagai kepentingan santri ditangani oleh santri sendiri. Para santri ditempa dalam dua organisasi tersebut dengan sikap disiplin, tanggungjawab, semangat pengabdian dan kebersamaan. Mereka juga dilatih berorganisasi sehingga mampu menjadi pemimpin yang membawa masyarakat ke arah kemajuan. 

2. Kesederhanaan Pondok Modern Gontor 

mendidik para santrinya untuk hidup dengan sederhana. Sikap kesederhanaan yang berarti menjalani pola hidup wajar dan tidak berlebihan. Sederhana tidak berarti pasif atau nerimo, tidak juga berarti miskin atau melarat. Justru dalam jiwa kesederhanaan itu terdapat nilai-nilai kekuatan, kesanggupan, ketabahan dan penguasaan diri dalam menghadapi perjuangan hidup. Kesederhanaan tidak berarti miskin dan tidak berarti mendidik untuk menjadi miskin, bahkan sebaliknya, kesederhanaan memungkinkan santri untuk hidup jujur serta bersih, qanaah, dan sehat secara jasmani dan rohani. Dibalik kesederhanaan itulah terdapat kekuatan tekad, ketabahan, keuletan, dan rasa prihatin terhadap penderitaan. Allah berfirman: Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian. (QS. Al-Furqon: 67) Rasulullah Saw. Bersabda: Makanlah, Minumlah, dan kenakanlah pakaian, dengan tidak berlebih-lebihan dan tidak kikir. (HR. Ahmad) 

3. Tidak Berpartai 

Pondok Modern Darussalam Gontor adalah lembaga pendidikan murni yang tidak berafiliasi kepada partai politik ataupun organisasi kemasyarakatan apapun. Sehingga para pemuda yang berasal dari latar belakang organisasi apapun dapat menjadi santri Pondok Modern Gontor dan menuntut Ilmu di dalamnya. Bahkan putra-putri dari para tokoh organisasi besar di Indonesia banyak yang menjadi santri Pondok Modern Gontor. KH. Ahmad Sahal, salah satu pendiri Pondok Modern Darussalam Gontor, menegaskan, “Meskipun semua santri dan guru di Pondok ini adalah anak orang Muhammadiyah, Pondok ini tidak akan berubah menjadi Muhammadiyah. Dan meskipun semua santri dan guru di Pondok ini adalah anak orang Nahdhatul Ulama, Pondok ini tidak akan pernah berubah menjadi Nahdhatul Ulama.” Dengan semboyan “Pondok Modern Gontor di atas dan untuk semua golongan,” lembaga ini mendidik santrinya untuk menjadi perekat ummat yang berpikiran bebas. Dan dengan terbebasnya Pondok Modern Gontor dari muatan politis dan kepentingan golongan, jiwa keikhlasan dalam belajar dan mengajar dapat mengakar di jiwa para santri dan guru. Dengan jalan demikian, sekeluar anak dari didikan Pondok Modern Gontor, mereka bebas dalam memilih faham / aliran, tanpa mengurangi prinsipnya sebagai seorang mukmin. Faktanya, pada saat ini banyak di antara alumni Pondok Modern Gontor yang menjadi pengurus dan atau tokoh-tokoh partai politik atau pun organisasi kemasyarakatan besar di Indonesia. Untuk menyebutkan beberapa di antaranya, KH. Hasyim Muzadi yang diberi amanat untuk menjadi Ketua Pengurus Besar Nahdhatul Ulama, Dr. Hidayat Nur Wahid, Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat, dan Dr. Din Syamsuddin, Ketua Pengurus Pusat Muhammadiyah. 

4. Menuntut Ilmu Karena Allah 

Pondok Modern Darussalam Gontor memiliki sikap bahwa pendidikan adalah sarana untuk ibadah thalabul Ilmi, dan bukannya sarana untuk memperoleh ijazah sehingga dapat menjadi pegawai. Hal ini tercermin dalam langkah Pondok Modern untuk mendidik santrinya dengan pendidikan berbasis kecakapan mental. Pondok Modern Gontor berkeyakinan bahwa dengan menanamkan mental skill yang kuat, maka para santrinya memiliki jiwa kemandirian yang tinggi. Dengan demikian, Pondok Modern Gontor mendidik santrinya untuk lebih mencintai ilmu. Karena menuntut ilmu merupakan bentuk ibadah kepada Allah. Allah Swt berfirman dalam Al-Quran: 

Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hambaNya, hanyalah ulama. (QS. Al-Fathir: 28)

Dalam ayat lain, Allah Swt menjanjikan kedudukan yang tinggi bagi mereka yang memiliki ilmu. Firmannya: Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. (QS. Al Mujadilah: 11) 

Allah Swt. berfirman Katakanlah: “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” (Az-Zumar: 9) 

Rasulullah Saw. pun menganjurkan umatnya agar selalu haus akan ilmu. Sabdanya: Menuntut ilmu adalah wajib bagi seluruh muslim. Dan segala sesuatu, sampai ikan-ikan paus di lautan, akn memintakan ampunan bagi seorang yang menuntut ilmu. Dengan demikian, sebagaimana berulang kali ditekankan oleh KH. Imam Zarkasyi selaku pendiri Pondok Modern Gontor, kegiatan pendidikan yang dilaksanakan bukanlah ditujukan untuk mencetak pegawai, tetapi untuk menciptakan para ilmuan yang dapat bergerak di berbagai bidang. 
 Motto yang menjadi nafas pendidikan Pondok Modern Gontor adalah: 
  1. Berbudi Tinggi 
  2. Berbadan Sehat 
  3. Berpengetahuan Luas 
  4. Berpikiran Bebas