EKSISTENSI UNIVERSITAS AL-AZHAR CAIRO DENGAN METODE KLASIKNYA – Dewasa ini, kemajuan teknologi menghasilkan kecanggihan yang membuat peradaban manusia semakin berkembang, berbagai Universitas di dunia berlomba-lomba melengkapi berbagai fasilitas teknologi maupun sistem administrasi secara online. Disamping untuk memudahkan pembelajaran, juga membuat Universitas tersebut lebih bergengsi dimata masyarakat. Tetapi nyatanya, Universitas Al-Azhar Cairo masih menggunakan metode klasik yang justru membuat Universitas Al-Azhar tetap eksis dengan “kesederhanaannya”, Universitas Al-Azhar yang dinobatkan sebagai Kampus Islam tertua di Dunia mempunyai metode klasik,”sederhana” yang membuat para pecinta tanah Cairo berminat untuk belajar di kampus tertua tersebut.
Setiap tahun, umumnya Universitas – universitas di Timur Tengah mengadakan seleksi setiap tahunnya, salah satunya Universitas Al-Azhar Cairo, ada seleksi untuk beasiswa full dan ada juga seleksi penerimaan Mahasiswa baru. Di Indonesia sendiri, seleksi beasiswa maupun penerimaan Mahasiswa baru dibawah naungan Kementerian Agama diadakan di Perguruan Tinggi Negeri Islam di Indonesia. Jika di Universitas lain menerapkan sistem modern dan canggih, maka di UniversitasAl-Azhar Cairo tetap mempertahankan keklasikan dan “kesederhanaannya”.
Al-Azhar menerapkan jenjang kuliah empat tahun, tidak adanya absensi di semua tingkat kuliah, tujuan dari sistem tersebut bukan semata-mata membebaskan Mahasiswanya, melainkan mendidik Mahasiswa bahwa kuliah di Al-Azhar ini untuk mencari ilmu bukan dicari, untuk menunggu bukan ditunggu dan untuk mengambil bukan diambil. Keikhlasan dalam menuntut ilmu sangat terasa di atmosfer Kampus, karena demikian adanya sistem yang berlaku di Kampus AL-azhar. Al-Azhar mendidik Mahasiswanya untuk mencari ilmu disetiap sudut Negeri. Karena AL-Azhar sesungguhnya adalah sebuah Masjid yang berada tempat halaqah-halaqah ilmu, disana diajarkan berbagai macam ilmu, termasuk ilmu tsurat (klasik).
Hal menarik dari sistem Pendidikan di Al-Azhar diantaranya:
- Sistem sanad (riwayat), dimana seorang murid mengambil ilmu langsung dari gurunya dengan bertatap muka, kemudian dilain waktu akan diuji seberapa menguasainya si murid menyerap ilmu yang telah diberikan guru.
- Sistem administrasi yang masih manual dengan menggunakan tulisan tangan, yang membuat para Mahasiswa harus mengantri panjang untuk absensi kelas, bahkan ada yang harus menunggu berhari-hari untuk menyelesaikan administrasi kuliah. Bahkan, ada Mahasiswa yang beranggapan bahwa hal tersebut sebagai pembelajaran untuk sabar dalam segala hal.
- Ruang kuliah khususnya meja dan bangku masih menggunakan meja dan bangku panjang yang diisi lima sampai tujuh orang. Sedangkan di Universitas lain, Mahasiswa duduk sendiri-sendiri. Bukannya Al-Azhar tidak mampu untuk membeli, justru inilah yang dapat diterapkan oleh Mahasiswa untuk belajar sederhana.
- Di ruang kuliah, para Mahasiswa bebas bertanya tentnag pelajaran-pelajaran yang mereka tidak pahami. Bahkan duktur (dosen) tidak akanmembahas materi selanjutnya sebelum para Mahasiswa memahami pelajaran yang dibahas pada saat itu. Bahkan, Mahasiswa dari luar negeri Arab belum tentu 100 persen memahami pelajaranyang dibahas.
- Al-Azhar menggunakan sistem paket, jadi nilai mata Kuliah yang diujikan ketika semester ganjil dan genap disatukan.
Bagi mereka yang membawa lebih dari dua mata kuliah, akan mengulang selama setahun di kelas yang sama dengan mata kuliah yang ia bawa. Sedangkan mereka yang membawa satu atau dua mata kuliah, ia tetap naik kelas dan hanya diuji ulang mata pelajaran tersebut tanpa mengulang satu tahun di kelas yang sama.
Di sinilah terlihat ketatnya sistem ujian dan penilaian di Al-Azhar. Hal ini tidak lain kaena Al-Azhar ingin mengajarkan kepada para Mahasiswanya sebuah kesungguhan dalam belajar dan mencari ilmu. Inilah keunikan kuliahdi Universitas Al-Azhar yang tetap eksis dengan sistem dan metode klasiknya.