Gagasan Unik Ivan Illich Tentang Lembaga Pendidikan yang Memonopoli – Halo sobat Shalaazz, pendidikan termasuk dalam topic yang tidak pernah bosan dibicarakan di setiap sudut negeri ini. Pembahasannya selalu menarik untuk dikaji ulang, ditulis, diperdebatkan, ditayangkan di televisi nasional, bahkan digosipkan dengan isu-isu pendidikan yang kian hari kian panas terdengar. Entah dari biaya pendidikan, lembaga pendidikan, kurikulum, tenaga pendidik bahkan peserta didiknya.
Ivan Illich (4 September 1926-2 Desember 2002), seorang Rohaniawan, filsuf dan kritikus sosial asal Wina, mengkritik instrumentalisasi pendidikan yang digunakan untuk tujuan kapitalis. Dia berpendapat bahwa, pendidikan telah dimonopoli oleh Negara. Sehingga banyak orang mengira bahwa pengetahuan hanya bisa didapat dari dunia sekolah.
Hal ini, menurut Illich, merendahkan bentuk-bentuk pengetahuan yang lain. Pengetahuan dan pendidikan telah menjadi komoditas utama ekonomi yang dikonsumsi oleh seseorang. Perilaku diskriminatif, tidak egaliter, mekanistik dan mendehumanisasi seakan menjadi paket didunia pendidikan.
Telah kita jumpai di negeri sendiri, yang mana menurut penilaian mayoritas masyarakat, lembaga pendidikan yang disebut “sekolah” merupakan tempat yang sah untuk memperoleh pengetahuan. Terlalu tergila-gila dengan ijazah dan gelar. Sedangkan mereka yang tidak mengenyam pendidikan di sekolah dianggap sebagai orang yang tidak berpengetahuan dan rendahan.
Baca juga: Gagasan Pendidikan Cocok Untuk Indonesia TERBARU
Illich berpendapat bahwa sekolah mirip jalan layang, yang sekilas tampak terbuka terhadap semua yang datang ke sekolah. Padahal realitanya, sekolah hanya terbuka kepada mereka yang mampu memperbaharui kepercayaan. Menciptakan kesan, bahwa biaya sekolah semakin bertambah setiap tahunnya, dan tentu saja sekolah hanya berisi golongan dari mereka yang mampu memenuhi kebutuhan sekolah.
Pendidikan kini hilang makna, menguap dan hanya membeku sekadar wacana yang ditulis dalam visi dan misi suatu lembaga pendidikan. Ketergantungan tersebut, tentu saja bukan menghasilkan sumber daya manusia dengan wadah ilmu pengetahuan luas, melainkan hanya sebuah lembaran ijazah yang tercetak dan dibanggakan
Lantas, apakah solusi Illich untuk pendidikan? Antara lain:
- Belajar sebagai kebalikan dari sekolah;
- Keramahan sebagai kebalikan dari manipulasi;
- Responsibilitas sebagai kebalikan dari responsibilitas;
- 4 Partisipasi kebalikan dari kendali.
Tulisan ini berguna untuk agar kita bisa bermuhasabah terhadap diri sendiri. Apakah yang kita peroleh dari lembaga pendidikan? Sudah bermanfaatkah kita setelah mengenyam pendidikan? Diajari oleh guru atau tenaga pendidik? Mari tanyakan pada diri sendiri untuk pendidikan negeri yang lebih berkualitas.
Referensi: Pendidikan Posmodernisme, Telaah Kritis Pemikiran Tokoh Pendidikan , Bab 2: Pemikiran Pendidikan Ivan Illich