Apa Itu Cyber Bullying? Cyber Bullying di Sekolah – Berkomentar di Media Sosial bisa dilakukan oleh siapapun dan kapanpun yang tentunya memiliki fasilitas. Komentar baik dan buruk memiliki dampak masing-masing yang tentunya relevan. Banyaknya korban dari komentar pedas atau bisa kita sebut sebagai Cyber Bullying sangat memiliki dampak negatif terhadap yang dikomentari maupun yang mengomentari.
Perbutaan tidak langsung ini bisa dilakukan dengan mudahnya karena jari kita dapat mengomentari informasi yang kita dapatkan dengan pemikiran sumbu pendek, kapanpun dan dimanapun itu akan meledak. Bullying merupakan salah satu masalah yang marak diantara anak-anak dan remaja. Bullying banyak macamnya, bisa fisik (memukul), verbal (panggilan nama), relasional (isolasi sosial), Bullying bisa terjadi didunia nyata dan dunia maya. Misalnya Cyber Bullying yang terjadi didunia maya. Cyber bullying menjadi masalah besar dan lebih banyak terjadi di antara generasi muda di abad ke-21.
Keterlibatan bullying dalam bentuk apa pun dapat memiliki konsekuensi fisik dan emosional yang cukup lama bagi para remaja. Peran orang tua, guru, pendidik dan orang-orang yang berpengaruh dalam pembentukan karakter sangat diperlukan pada msalah ini. Kita tidak bisa mengawasi anak 24 jam dan menekan terus menerus anak di bawah pengawasan kita.
Waktu orang tua yang terbatas dengan anak karena sibuk bekerja, sosialisasi dengan teman, bermain, bahkan sibuk dengan gadged sendiri itu membuat fokus kita terhadap pengawasan anak berkurang. Salah satu solusinya yaitu berilah pemahaman tentang etika bermedia sosial beserta dampaknya secara perlahan, atau bisa candaan, ataupun secara keras sekalipun sesuai dengan keadaan lingkungan rumah masing-masing.
Ketika ilmu etika dalam bermedia sosial telah menancap pada pola pikir anak sejak dini maka keresahan kita akan perilakunya di media sosial akan teratasi. Banyaklah berdoa untuk orang-orang disekitar kita juga menjadi salah satu hal yang penting. Kejahatan cyber bullying ini tidak banyak yang tahu karena tidak nyata dalam konteks kita.
Suatu penelitian menguak jika Cyber Bullying banyak dilakukan oleh anak-anak dan pelajar (SD, SMP, SMA) dibandingkan mahasiswa, mengapa demikian? karena pengaruh informasi negatif dari dunia maya sangat mudah didapatakan mulai dari penelusuran, pembicaraan antara teman main, dan sajian langsung tanpa kita mencari. Intensitas pelajar memegang HandPhonepun jauh lebih banyak dari mahasiswa namun hal itu tidak semua. Sedangkan mahasiswa cenderung sering berpikir logis dan bertindak nyata dalam kehidupan sehari-hari misalnya organisasi ataupun kesibukan berbisnis. Ketika budaya cyber bullying ini dibiarkan maka potensi rusaknya mahasiswa dikemudian waktu akan manjadi peluang besar.
Pada saat seseorang berani memaki orang lain secara langsung itu bisa menjadi masalah besar bahkan bisa menjadi pertengkaran diantara beberapa orang, permusuhan sekala besar dan bahkan tawuran. Masalahnya cyber bullying ini tidak tahu betul siapa pelakunya dan ketika bertemu langsung bisa seperti biasa aja bahkan minta foto ketika yang kita komentari Artis atau Aktor. Sementara dunia media sosial sekarang sudah menjadi tolak ukur eksistensi dari kehidupan dunia nyata kita. Banyak hal yang bisa mengembangkan potensi diri didunia maya.
Cyber Bullying itu harus dihentikan. Namun kebanyakan orang memilih untuk tetap berada dalam situasi seperti ini karena mereka percaya itu akan terselesaikan secara sendiri. Sebagian besar mereka tidak menyadari konsekuensi dari tidak cyber bullying ini. Penegak hukum online dan badan pengatur pemerintah harus bertindak secara tepat karena ini dunia maya. Cyber Bullying akan menjadi masalah serius bahkan bisa menjadi budaya ketika tindakan ini terjadi secara terus menerus dan dibiasakan. Selamatkanlah orang-orang tercinta disekitar kita dari kejahatan tersembunyi ini.