Shalaazz

Inspire to Aspire

menafsirkan mimpi
Opini Universitas

Ternyata Kamu Bisa Menafsirkan Mimpi Dengan Cara Ini

Holaa Sobat Shalaazz! Gimana ni kabar kalian? Kalian yang setiap harinya pasti tidur, pasti sering memimpikan banyak hal juga kan? Nah, kali ini aku akan sedikit mengulas tentang mimpi dan bagaimana cara menafsirkan mimpi. Yuk bisa langsung disimak caranya!

Mimpi dan Pandangan Tentang Mimpi

Mimpi merupakan suatu situasi yang dialami oleh seseorang saat ia tidur. Ketika seseorang tidur, ia tidak langsung mengalami mimpi karena ada serangkaian tahapan yang harus dilewati sebelum seseorang mengalami mimpi. Tahap tersebut, terdiri dari lima stadium dimana stadium terakhir memiliki asosiasi dengan mimpi sehingga disebut tahap tidur-mimpi. Mimpi terjadi pada tahap tidur rapid eye movement atau REM.
Saat ini, terdapat berbagai pandangan tentang mimpi. Mimpi merupakan salah satu hal yang dipandang abstrak dan sulit dimengerti. Mimpi oleh sebagian orang juga dipandang sebagai petunjuk dari Tuhan. Sebaliknya, ada orang-orang yang beranggapan bahwa mimpi merupakan kiriman dari iblis untuk mengganggu orang yang bermimpi. Mimpi juga dipandang sebagai petunjuk akan masa depan. Namun, ada pula yang memandang mimpi hanya sekedar bunga tidur dan tidak memiliki makna tertentu.

MENAFSIRKAN MIMPI MENURUT SIGMUND FREUD

Mimpi menjadi salah satu pokok bahasan dari tokoh psikologi dengan aliran psikoanalisis yang bernama Sigmund Freud. Freud juga merupakan orang pertama yang menggunakan metode tafsir mimpi dalam praktik psikologinya. Sigmund Freud menjelaskan bahwa mimpi bisa dianalisis untuk mengetahui makna dari mimpi tersebut. Menurut Freud, mimpi merupakan cara untuk memenuhi keinginan yang direpresi pada alam bawah sadar atau unconsiuosness dan tidak bisa muncul pada alam sadar atau consiuosness (Freud, 2001). Freud juga menerbitkan sebuah buku tentang mimpi yang berjudul The Interpretation of Dreams pada 4 November 1899 yang merupakan hasil analisis Freud terhadap dirinya sendiri dan berisi banyak mimpi yang dialaminya.

METODE MENAFSIRKAN MIMPI

Freud menafsirkan mimpi dengan menggunakan dua metode (Freud, 1917/1963), yakni:

Asosiasi mimpi

Freud meminta pasien untuk menghubungkan mimpi yang mereka alami dengan berbagai hal yang kemungkinan berhubungan dengan mimpi tersebut. Freud memiliki keyakinan bahwa cara menghubungkan (asosiasi) tersebut, bermanfaat untuk menemukan keinginan tidak sadar yang muncul dalam mimpi. Namun, seringkali mimpi tersebut dihubungkan dengan berbagai hal yang tidak ada hubungannya dengan mimpi yang dialami atau hal-hal lain yang tidak logis.

Menggunakan simbol-simbol mimpi

Freud menggunakan dua metode untuk memahami simbol-simbol yang muncul dalam mimpi yakni menggali hubungan antara mimpi dengan pemimpi dan menggunakan pengetahuan seseorang yang menganalisis mimpi mengenai simbol-simbol mimpi. Freud juga mempunyai simbol-simbol tersendiri dalam menafsirkan mimpi. Simbol-simbol tersebut daiantaranya: Oven, lemari, dan barang-barang kontainer lainnya melambangkan rahim; Pemandangan melambangkan organ wanita dan orang melambangkan organ pria. Selain itu, terdapat beberapa simbol mimpi yang berhubungan dengan gangguan tertentu, salah satunya yaitu munculnya simbol-simbol tertentu pada analisis mimpi yang dilakukan Freud pada pasiennya yang mengalami Agorafobia. Pasien tersebut mengalami gerakan seakan-akan naik dan turun dari tangga, jungkat-jungkit dan sebagainya yang melambangkan senggama dan muncul benda kecil dalam mimpi pasien yang melambangkan organ kelamin. Meskipun sudah berpengalaman dalam menafsirkan mimpi, Freud memperingatkan agar tidak terlalu mudah dan langsung merasa menemukan penafsiran yang tepat terhadap simbol mimpi.

Menurut Kahija (2020), ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk menafsirkan mimpi, yakni:

  1. Menulis mimpi dalam sebuah kertas atau media menulis lainnya.
  2. Mengambil gambar-gambar yang muncul di mimpi dengan bentuk berupa: benda, orang, warna, situasi, suara dan binatang.
  3. Menghubungkan atau merangkai semua gambar yang muncul.
  4. Mengambil makna dari rangkaian gambaran mimpi tersebut dan memutuskan hal yang terbaik untuk dilakukan.

Diperlukan Cukup Pengalaman dan Konsistensi

Agar bisa menafsirkan mimpi dengan tepat diperlukan pengalaman yang cukup dan konsisten untuk belajar menemukan makna dari mimpi. Hal tersebut, juga dilakukan oleh Sigmund Freud dimana sebelum menerbitkan bukunya yang berjudul The Interpretation of Dreams, beliau bergulat dengan mimpi-mimpi yang dialami untuk bisa menemukan maknanya.

Nah Sobat Shalaazz, demikian metode yang bisa kalian coba untuk menafsirkan mimpi kalian. Jangan lupa buat dicoba yaa dan jangan menyerah kalau masih nggak nemu-nemu maknanya apaan. Semangaat yaa! Nantikan pembahasan tentang mimpi dan pembahasan materi ilmu psikologi selanjutnyaa. Thank you!

Daftar Pustaka
Freud, S. (2001). Tafsir mimpi: terj. Apri Danarto. Yogyakarta: Jendela
Freud, S. (2019). Tafsir mimpi: terj. Supriyanto H. Abdullah. Temanggung: Desa Pustaka Indonesia.
Nashori, F. & Diana, R.R. (2005). Perbedaan kualitas tidur dan kualitas mimpi antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan. Humanitas: Indonesian psychological Journal, 2(2), 77-88.