Tertarik Belajar di Luar Negeri? Wajib Tau Suasana Lebaran di Jepang dan Pakistan – Salam sobat Shalaazz. Ada kabar bahagia buat seluruh umat Muslim, beberapa hari lagi menjelang Hari Raya Idul Fitri. Hari kemenangan bagi seluruh umat Muslim setelah beribadah puasa selama Bulan Ramadhan untuk menahan rasa lapar, haus dan nafsu.
Umat Muslim tersebar di berbagai penjuru dunia, termasuk di luar Indonesia. Sahabat Shalaazz juga perlu mengetahui suasana lebaran di negara lain untuk menambah wawasan. Mungkin ada yang tertarik ingin tinggal disana untuk mencari ilmu atau bekerja.
Saya sempat mewawancarai teman saya yang pernah bekerja di Jepang selama 3 tahun dan teman saya yang berwarga Pakistan. Terdapat beberapa perbedaan dengan di Indonesia yang memang agama Islam lebih dominan daripada negara lain.
Umat Muslim di Jepang hanya beberapa persen saja dari jumlah keseluruhan penduduknya. Mereka banyak yang berasal dari Indonesia, Malaysia, Turki atau negara Timur Tengah lainnya. Keberadaan Islam disana salah satunya ditandai dengan adanya Masjid. Terdapat Masjid yang banyak dikenal disana antara lain Masjid bangunan Indonesia dan bangunan Turki.
Menurut teman saya suasana menyambut lebaran disana, biasanya umat Muslim selama 10 hari terakhir Ramadhan juga melakukan i’tikaf di Masjid. Suasana lebaran di Jepang tidak seramai di Indonesia. Disana tidak ada hari libur apalagi cuti bersama, kecuali waktunya memang bertepatan dengan hari libur kerja. Jadi, mereka yang merayakan Hari Raya Idul Fitri harus bisa lobby untuk mendapatkan izin. Setelah shalat Ied di Masjid Indonesia, kemudiam dilanjut tausyiah yang biasanya mengundang langsung penceramah dari Indonesia. Lalu, dilanjut saling bermaafan dan makan bersama di Masjid.
Dua hari berikutnya biasanya umat Muslim merayakan festival budaya di sebuah lapangan luas. Disana terdapat pertunjukan budaya tarian atau nasyid khas Indonesia. Kadang juga mengundang langsung artis dari Indonesia. Warga lain bisa menikmati pertunjukan budaya tersebut.
Adapun di Masjid Turki terdapat perpustakaan yang megah, membuat warga disana tertarik untuk berkunjung meski hanya melihat arsitekturnya dan kegiatan di dalamnya. Warga Jepang yang memilih untuk pindah keyakinan menjadi Muslim, sebagian besar karena sering menghadiri majelis ilmu atau kajian Islam di Masjid.
PPI (Persatuan Pelajar Indonesia) disana juga mendukung syiar Islam melalui komunitas atau organisasi yang dibentuk. Jepang tidak mempermasalahkan ras, sehingga tidak perlu khawatir terjadi terorisme. Perbandingan dengan suasana lebaran di Pakistan yang sebagian besar penduduknya beragama Islam, terdapat beberapa perbedaan yang nyata. Kalau di Pakistan lebaran bisa berlangsung selama tiga hari. Menurut teman saya yang warga disana, terdapat cuti bersama untuk karyawan atau pekerja selama empat hari. Penyambutannya hampir sama dengan Indonesia.
Mereka berbelanja pakaian baru mulai dari sore setelah ashar sampai tengah malam, menurut informasi pasar disana buka sampai jam 3 pagi. Setelah Shalat Ied yang dimulai dari jam 8 pagi biasa dinamakan “Eid Nimaz” yang penuh keberkahan, dilanjut doa bersama dan saling bermaafan.
Lalu, mereka pergi ke kuburan untuk mengunjungi keluarganya yang sudah meninggal. Terdapat banyak hidangan manis, seperti custard, jelly, sweetpasta dan lainnya. Mereka mengadakan Festival Keluarga seperti pesta atau pergi piknik. Begitu juga dengan pebisnis biasanya mengadakan Festival Kuliner dan berbagi serta bermain dengan anak-anak. Kegiatan tiap tahunnya akan berbeda. Demikian sekilas informasi perbedaan suasana lebaran dengan di negara lain. Terpenting tetap menjunjung toleransi dalam perbedaan.
Selamat Menyambut Hari Raya Idul Fitri.