Pendidikan di negeri aman dan pendidikan di negeri tidak aman akan berbeda sistemnya. Dengan kondisi yang berbeda akan menempatkan rasa kesungguhan tersendiri terhadap setiap individu masing-Masing. Kenapa harus beda?Adakah hal yang sama diantar keduanya atau adakah hal lain yang membuat berbeda?ataukah kita yang harus menciptakan kondisi demikian untuk menciptakan kesungguhan bagi generasi ke generasi? Simak alasannya ya
Sejalan dengan perkembangan zaman dengan era teknologi ini membuat generasi muda menggunakan waktunya untuk berlama-lama dengan teknologi. Sehingga, setiap keadaan menggunakan teknologi, termasuk kelas. Sehingga, dalam perkuliahan bukan konsentrasi dengan Dosen melainkan pada Handphonenya.
Kalaulah handphone itu digunakan hal yang bermanfaat itu tidak masalah. Namun, kalau digunakan dengan yang tidak-tidak. Bagaimana jadinya? Menerapkan ilmu tanpa kepahaman akan terjadi kesalahan dalam setiap pembelajaran. Pentingnya, memahami ilmu yang diajarkan oleh ahli-ahli seperti dosen tentunya akan membuat pembelajaran semakin mudah. Namun, karena kenyataannya tidaklah sama dunia sudah berbanding terbalik. Dosen sudah tidak diperhatikan, terkadang walaupun diperhatikan apakah hatinya tersahut dengan ilmunya ataukah tidak? Itulah pendidikan yang berada di negeri aman.
Berbeda dengan negara yang keadaannya tidak aman. Generasi-generasi muda menelusuri jalan setapak demi setapak untuk mendapatkan ilmu. Dengan hati yang gemetar dan takut akan dibunuh oleh musuh. Menghafal ayat demi ayat agar bisa menjadi Hafiz dan hafidzah. Sayangnya, setelah diketahui generasi tersebut belajar dan menghafal Al-Qur’an terhunus oleh peluru yang membuat nyawa menghilang.
Sadarkah saudara-saudara melihat semua kejadian ini berbanding terbalik? Sadarkah kalau pendidikan ini dipertanyakan? Lalu adakah rasa di hati saudara-saudara untuk menyadari posisi negara yang tidak aman. Atau setidak-tidaknya memposisikan diri sendiri sebagaimana saudara tidak bisa belajar menuntut ilmu dengan aman. kalaupun negerinya aman dari ledakan senjata tetapi tempatnya tidak aman untuk dijadikan tempat pendidikan karena sering terjadi bencana.
Pendidikan yang membuat terlena dengan santai dan penuh canda tawa. Namun, di sisi lain ada yang menangis pilu karena tidak bisa berpendidikan dikarenakan negerinya sudah tidak aman lagi. Nyawa sudah dibiarkan di mana-mana. Sekali keluar maka hancurlah sudah. Mau sampai kapan saudara-saudara begini adanya? Mana semangat yang dulu sejarah ajarkan. Katanya merdeka. Merdekanya sampai mana kalau pendidikan saja tidak disungguhi?
Tetaplah saudara-saudara peduli. Dengan hati yang ingin kembali. Menyadarkan bumi ini. Kembali kepada kejayaan yang abadi. Agar semua merasakan materi. Yang bukan hanya untuk negeri aman. Namun, juga untuk negeri yang tidak aman jauh lebih untuk dipekai. Karena saudara seikatan dan sebatin. Yang mengajarkan rasa kasih dan sayang yang luas. Kesedihan teman-teman saudara adalah kesedihan pribadi yang harus dijadikan muhasabah diri. Sejauh mana menggoyahkan hati agar kembali bangkit dan berjuang bersama kembali. Melawan musuh yang tidak terlihat dan terlihat. Agar makna buhan hanya tersirat. Namun, menyentuh hati yang penuh bertanggung jawab.