Shalaazz

Inspire to Aspire

4 Metode Tafsir Umum wajib diketahui Mahasiswa Jurusan Tafsir
Universitas

4 Metode Tafsir Umum Mahasiswa Jurusan Tafsir Wajib Tahu

4 Metode Tafsir Umum wajib diketahui Mahasiswa Jurusan Tafsir -Halo Assalamualaikum sobat shalaazz khususnya mahasiswa jurusan tafsir, kalian pasti sudah tidak asing dengan istilah metode tafsir. Metode tafsir adalah suatu perangkat kerja yang digunakan dalam proses menafsirkan Alquran. Berikut ulasan ringkas mengenai 4 metode tafsir umum:

Setelah ditelusuri perkembangan tafsir Alquran sejak dulu hingga sekarang, maka ditemukan bahwa secara garis besar penafsiran Alquran dilakukan dengan empat metode (manhaj) sebagaimana yang disebutkan oleh Abd al-Hayy al-Farmawi. [1]

Keempat metode tersebut sangat familiar di kalangan mahasiswa jurusan tafsir, namun jika sobat shalaazz bukan dari mahasiswa jurusan tafsir dan ingin mengetahuinya, maka sobat bisa melihat penguraian dari keempat metode tersebut, sebagai berikut:

Baca juga:

Metode Tafsir Umum: Ijmaly

Metode ijmali merupakan metode penafsiran Alquran dengan cara mengemukakan isi dan kandungan Alquran melalui pembahasan yang luas dan panjang, akan tetapi tidak secara rinci.[2] Selain itu, metode tersebut hanya menguraikan makna-makna umum yang dikandung oleh ayat yang ditafsirkan. Penafsir tidak menyinggung asbab an-nuzul atau munasabah, begitu juga makna-makna kosakata dan segi-segi keindahan Alquran.[3] Salah satu contoh kitab tafsir dengan metode tersebut adalah At-tafsir al-Farid li al-Qur’an al-Majid karya Dr. Muhammad ‘Abd al-Mun’im.

Metode Muqorrin/Muqaran

Metode muqaran ialah metode penafsiran Alquran dengan menggunakan pendekatan perbandingan antara ayat-ayat Alquran yang redaksinya berbeda padahal isi kandungannya sama, atau antara ayat-ayat yang redaksinya mirip padahal kandungannya berlainan.[4] Selian itu, metode tersebut menyajikan perbedaan pendapat ulama menyangkut penafsiran ayat yang sama dan ayat-ayat yang berbeda kandungan informasinya dengan hadis Nabi Saw.[5] Salah satu contoh kitab tafsir dengan metode terseut adalah Durrat at-Tanzil wa Qurrat at-Ta’wil karya al-Katib al-Iskafi.

Metode Maudhui

Metode Maudhui ialah meode penafsiran Alquran yang mengarahkan pandangan kepada satu tema tertentu, mencari pandangan Alquran tentang tema tersebut dengan cara menghimpun semua ayat yang membicarakannya, menganalisis dan memahaminya ayat demi ayat, lalu menghimpunnya dalam benak makna umum dari ayat tersebut lalu dikatikan dengan yang khusus, kemudian disimpulkan dalam satu tulisan pandangan menyeluruh tentang tema tersebut.[6] Salah satu contoh kitab tafsir dengan metode tersebut adalah At-Tibyan fi Aqsam al-Qur’an karya Ibn Qayyim al-Jawziyah.

Metode Tahlili

Secara harfiyah, at-Tahlili mempunyai makna yaitu terlepas atau terurai. Metode tahlili merupakan metode penafsiran Alquran melalui pendeskripsian makna yang terkandung dalam ayat-ayat Alquran mengikuti tata tertib susunan atau urutan surat-surat Alquran yang dilengkapi dengan analisis tentang kandungan ayat tersebut.[7]

Selain itu, metode tersebut menyajikan pengertian umum kosakata ayat, munasabah/hubungan ayat dengan ayat sebelumnya, sabab an-nuzul, makna global ayat, hukum yang dapat ditarik, menghadirkan aneka pendapat ulama mazhab, ada juga yang menambahkan pembahasan tentang aneka qira’at, i’rab serta keistimewaan susunan kata-katanya.[8]

Metode tafsir tahlili disebut juga metode tajzi’i yang tergolong metode tafsir tertua usianya. Kitab-kitab tafsir Alquran yang ditulis pada awal-awal pembukuan tafsir, hampir semuanya menggunakan metode tahlili dalam penafsiran ayat-ayat Alqurannya.[9] Salah satu contoh kitab tafsir dengan metode tersebut adalah Jami’ al-Bayan ‘an Ta’wil Ayi al-Qur’an karya Ibn Jarir ath-Thabari.


[1]Ahmad Izzan, Metodologi Ilmu Tafsir, (Bandung: Tafakur, 2007), hal 103.

[2]Ahmad Izzan, Metodologi Ilmu Tafsir, hal 105.

[3]M. Quraish S, Kaidah Tafsir: Syarat, Ketentuan dan Aturan yang Patut Anda Ketahui dalam Memahami Al-Qur’an, (Jakarta: Penerbit Lentera Hati, 2013), hal 381.

[4]Ahmad Izzan, Metodologi Ilmu Tafsir, hal 106.

[5]M. Quraish Sihab, Kaidah Tafsir: Syarat, Ketentuan dan Aturan yang Patut Anda Ketahui dalam Memahami Al-Qur’an, hal 382.

[6]M. Quraish Sihab, Kaidah Tafsir: Syarat, Ketentuan dan Aturan yang Patut Anda Ketahui dalam Memahami Al-Qur’an, hal 385.

[7]Ahmad Izzan, Metodologi Ilmu Tafsir, hal 103.

[8]M. Quraish S, Kaidah Tafsir: Syarat, Ketentuan dan Aturan yang Patut Anda Ketahui dalam Memahami Al-Qur’an, hal 378.

[9]Ahmad Izzan, Metodologi Ilmu Tafsir, hal 104.

–4 Metode Tafsir Umum yang Wajib Diketahui Mahasiswa Tafsir–