Indonesia Website Awards

Spirit Pemuda Dalam Menyongsong Indonesia Emas 2045

SPIRIT PEMUDA DALAM MENYONGSONG INDONESIA EMAS 2045

“Bukan saatnya Pemuda saat ini hanya mencaci dan mengkritisi tanpa memberikan solusi. Saatnya pemuda bangun, berdiri dan beraksi. Karena Indonesia butuh kontribusi dari mereka para generasi insan abdi ibu pertiwi yang ingin berdedikasi dan berbakti untuk negerinya sendiri.” 

SPIRIT PEMUDA DALAM MENYONGSONG INDONESIA EMAS 2045 ESSAY – Tujuh puluh empat tahun sudah bangsa ini berdiri. Semakin tua, semakin kompleks pula tantangan yang dihadapi Indonesia di masa yang akan datang. Dalam jangka panjang kita dihadapkan tantangan besar yaitu terciptanya spirit bersama demi menyongsong Indonesia Emas 2045 tepat di usia ke 100 tahun. Indonesia Emas 2045 adalah sebuah semangat dan energi bersama untuk mewujudkan Indonesia menjadi negara yang unggul, maju, berdaya saing dan memiliki SDM yang berkualitas. 

Namun cita-cita luhur tersebut dihadapkan oleh sebuah kondisi yang dihadapi bangsa Indonesia. 

  1. Saat ini dunia termasuk Indonesia dihadapkan dengan era industri 4.0. Sebuah konsep yang diperkenalkan Prof. Jerman Klaus Schwab yang mengarahkan kita pada cara hidup dan kerja berdasarkan dunia virtual. 
  2. Kondisi internal bangsa Indonesia yang semakin kompleks mulai dari lapangan pekerjaan, kuantitas penduduk hingga permasalahan kualitas SDM. Menurut United Nations Population Fund di tahun 2017 Indeks Pembangunan Pemuda (IPP) Indonesia masih cukup rendah. Bahkan di sektor pendidikan berdasarkan Human Development Reports pada tahun 2017, Indonesia hanya menduduki peringkat ke-7 se-ASEAN. 

Baca juga: Ini Fakta Mengenai Rangking Pendidikan Dari Negara ASEAN, Indonesia Ke berapa ?

Menjawab tantangan diatas, peranan pemuda sangatlah penting. Karena, realisasi Indonesia Emas bukan hanya menjadi tanggungjawab dari pada negara, namun kita selaku pemuda.. Lalu mengapa kita sebagai generasi muda harus mempersiapkan diri? Alasanya sederhana. Karena di 2045 nanti, pemuda yang hidup pada generasi sekarang akan mengambil alih tampuk kepemimpinan bangsa. Pemuda saat ini akan menjadi nahkoda yang mengarahkan kemana bangsa ini akan berlabuh. Saatnya kita optimis menghadapi tantangan diatas. Mengingat kita memiliki modal yang harus dioptimalkan yaitu bonus demografi sampai tahun 2045. Dimana jumlah penduduk usia produktif lebih besar dibanding yang tidak produktif. 

Bentuk kongkritisasi menjawab besarnya tantangan diatas, tidak cukup pemuda menyempitkan definisi belajar hanya sebatas ruang kelas dan perkuliahan.

Saatnya perluas definisi belajar dalam mempersiapkan diri demi menyongsong Indonesia Emas 2045:

  1. Terus reponsif dan kritis membantu pemerintah dalam menjawab tantangan yang dihadapi. Saatnya pemuda berpartisipasi bukan hanya mengkritisi dalam proses pembangunan bangsa secara nyata. Misalnya saat proses Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musyrenbang)
  2. Tingkatkan kemampuan soft skill khususnya: Jiwa leadership dalam berorganisasi, kritis, inovasi networking, kemampuan managerial, wi
  3. rausaha dan lain-lain. 
  4. Negara harus hadir dengan mengoptimalisasikan pengembangan minat bakat sedini mungkin, turut mengembangkan organisasi kepemudaan seperti karang taruna diberbagai daerah. Selain itu perlu pengembangan kualitas Pendidikan yang berdaya saing. Salahsatu potensi tersebut adalah dengan mengotimalisasikan metode pembelajaran coaching clinic. Yaitu proses pendampingan khusus dengan metode yang sangat fleksibel, kreatif, dan inovatif secara terarah dan berkesinambungan. 

Solusi diatas tidak mungkin bisa dilakukan seorang diri. Karena sejarah mencatat bahwa Indonesia merdeka tidak dengan sendirinya. Namun dengan spirit bersama, saling berkolaborasi ditengah kemajemukan dan perbedaan. Menyedihkan jika pemuda saat ini justru ikut mempertajam perpecahan, aktif menyebarkan ujaran kebencian, tergiring oleh informasi sembarangan dan larut dalam propaganda politik murahan. Niscaya Indonesia Emas hanya menjadi angan-angan. Tertulis tanpa menjadi kenyataan. 

Penulis: Aditya Nurahmani

Universitas Padjajaran – Fakultas Hukum