Indonesia Website Awards

Pramoedya Sastrawan Indonesia Peraih Nobel Sastra Dunia

Pramoedya Sastrawan Indonesia Peraih Nobel Sastra Dunia

Pramoedya Sastrawan Indonesia Peraih Nobel Sastra Dunia – “Kita bersatu dan juga melawan, bahkan menyerang. Kalau ada persatuan, semua bisa kita kerjakan, jangankan rumah, gunung dan laut bisa kita pindahkan.” (Pramoedya Ananta Toer)
Adakah yang mengenal sosok Pramoedya Ananta Toer? Seorang sastrawan yang mendapatkan penghargaan Nobel sastra dunia namun penghargaan itu tidak pernah sampai ditangannya. Disebabkan beliau tergabung dalam organisasi Lekra (Lembaga Kesenian Rakyat) yang berada di bawah lindungan PKI (Partai Komunis Indonesia). sehingga banyak sastrawan lainnya di Indonesia yang tidak menyetujui Pram mendapatkan penghargaan tersebut.
Pramoedya Ananta Toer lahir pada 6 Februari 1925 di Kampung Jetis, Blora , Jawa Tengah dari pasangan suami istri bernama Mastoer dan Oemi Saidah. Pram memulai pendidikan formalnya di SD Blora, Radio Volkschool Surabaya pada 1940-1941. Kemudian melanjutkan ke Taman Dewasa/Taman Siswa pada 1942-1943. Lantas ke Kelas dan Seminar Perekonomian dan Sosiologi oleh Drs. Mohammad Hatta, Maruto Nitimihardjo dan sekolah Stenografi 1944-1945 dan pernah ke Sekolah Tinggi Islam Jakarta, pada 1945.
Ketika usianya menginjak 17 tahun, ibunya meninggal dunia. Sehingga dengan terpaksa Pram harus menafkahi adiknya yang berjumlah 7 orang. Meski begitu, Pram adalah sosok yang tangguh. Dia bekerja sambil berkarya ditambah lagi keadaan memaksanya harus keluar masuk penjara karena ketidak mengertian pihak pemerintah terhadap dirinya.
Semenjak Pram mulai bergabung dengan sayap kiri Lekra, dia menjadi buronan Pemerintahan Orde Baru. Meski dia dipenjara tidak hanya pada masa Orde Baru, namun di masa inilah Pram dipenjara dengan begitu sadis.
Pernah dipenjara di pulau Buru, dilarang menulis, diberlakukan undang-undang larangan peredaran buku-bukunya. Bahkan setelah bebas pun, Pram masih harus menjalani tahanan rumah dan undang-undang itu tidak dicabut.
Akan tetapi meski di negeri sendiri Pram ditindas, dikucilkan, dibuang, di luar negeri Pram adalah sosok terhormat. Karyanya beberapa kali diterjemahkan dalam berbagai bahasa. Bahkan dia juga menerima penghargaan Nobel sastra dari luar negeri.
Pram adalah lambing perjuangan yang tidak boleh dilupakan. Melalui tulisan-tulisannya, Indonesia dipandang hebat dimata dunia karena memiliki sosok Pram. Sebenarnya masih banyak yang harus dibahas mengenai sosok Pram. Tapi bila dijelaskan secara rinci, maka akan jadi beberapa buku mengenai Pram.
Tulisan ini hanya pengantar untuk mengenal sosok sastrawan bernama Pramoedya Ananta Toer. Setelah itu, kawan-kawan sendirilah yang harus membaca buku biografi dan karya-karyanya agar lebih dekat dengan Pram. Jangan lupakan sejarah kawan! Indonesia terlahir dari darah pahlawan. Salam pendidikan!
“Aku benar-benar telah jadi broodschrijver, seorang yang menulis untuk sesuap nasi… mesin tulis, modal kerjaku, rasa-rasanya minta ampun…”- Pramoedya Ananta Toer
Sumber:
Rifai, Muhammad. 2010. Biografi singkat 1925-2006 Pramoedya Ananta Toer. Yoyakarta. Garasi House of Books