Sejenak kita telaah dengan adanya istilah “adab dulu sebelum ilmu” bahkan ada sebagian tokoh-tokoh besar yang bilang “lebih baik memiliki adab ataupun beretika daripada memiliki ilmu yang banyak tapi tak beradab atau tak beretika”. Memang sedikit kontroversi, namun itu menjadi pertanyaan bagi kita semua, Bagaimana hubungan antara etika dan ilmu?
Etika dalam konteks ilmu adalah nilai (value). Dalam perkembangannya, ilmu sering menggunakan metode-metode trial and error, dan dari sinilah sering timbul permasalahan eksistensi ilmu ketika eksperimentasi ternyata sering menimbulkan fatal error sehingga tuntutan etika sangat dibutuhkan sebagai acuan moral bagi pengembangan ilmu.
Akan berbahaya jika hal tersebut dilakukan secara terus menerus, maka akan banyak korban jiwa. Misalnya saja dalam percobaan membuat senjata pemusnah masal atau nuklir atau sejenisnya.
Disini etika sebagai penekan agar tidak terjadi upaya serampangan atau tindakan semaunya saja dalam melakukan eksperimentasi untuk mengembangkan dunia ilmu pengetahuan.
Disini etika sebagai penekan agar tidak terjadi upaya serampangan atau tindakan semaunya saja dalam melakukan eksperimentasi untuk mengembangkan dunia ilmu pengetahuan.
Seperti yang telah dijelaskan diatas, ada empat klaster domain etika yang sangat dibutuhkan dalam eksperimen dan pengembangan ilmu, yaitu :
1. Temuan basic research
2. Temuan rekayasa teknologi
3. Dampak sosial pengembangan teknologi
4. Rekayasa sosial
Dalam konteks ini, eksistensi etika diwujudkan dalam visi, misi, keputusan, pedoman, perilaku, dan kebijakan moral.
Keempat klaster tersebut berikut contoh yang dikemukakan menunjukan bahwa etika dalam pendekatan filsafat ilmu belum muncul kalau hanya pada wilayah epistimologik, tetapi ketika membicarakan aksiologik keilmuan, mau tidak mau etika harus terlibat.
Etika membawa pada perkembangan ilmu untuk menciptakan suatu peradaban yang baik, bukan menciptakan malapetaka dan kehancuran. Bacon mengatakan bahwa knowledge is power atau pengetahuan sebagai kekuatan, siapa yang ingin menguasai alam semesta maka harus menguasai ilmu.
Namun demikian, jika kita menguasai alam semesta dengan kemampuan ilmu yang kita miliki tanpa memperhitungkan norma-norma, baik hubungan dengan alam maupun sosial. Maka bukannya kemajuan yang akan kita dapatkan justru kehancuranlah yang akan kita dapatkan. Banyak sekali kerusakan lingkungan hidup yang akan mengancam kelangsungan hidup manusia.
Namun demikian, jika kita menguasai alam semesta dengan kemampuan ilmu yang kita miliki tanpa memperhitungkan norma-norma, baik hubungan dengan alam maupun sosial. Maka bukannya kemajuan yang akan kita dapatkan justru kehancuranlah yang akan kita dapatkan. Banyak sekali kerusakan lingkungan hidup yang akan mengancam kelangsungan hidup manusia.
Beruntung kita sebagai warga negara republik Indonesia yang sudah memiliki etika dan nilai budaya yang sangat luhur sejak dahulu, sehingga membuat Indonesia dikenal masyarakat dunia sebagai masyarakat yang ramah. Seperti contoh dalam budaya Jawa mengenai unggah-unggah dan budaya Sunda mengenal undak usuk basa. Hal ini menunjukan betapa hebatnya nenek moyang kita memiliki budaya yang tak ternilai harganya. Hal ini jika disatupadukan dengan perkembangan ilmu, maka akan menjadikan Indonesia sebagai negara yang paling maju di dunia dengan perkembangan ilmu serta peradaban manusianya.
Terimakasih…
Sumber :
Noeng, Mohadjir. 1998. Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Rake Sarasin.
Nuh, Muhammad. 2011. Etika Profesi Hukum. Bandung: CV. Pustaka Setia.
Sumber :
Noeng, Mohadjir. 1998. Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Rake Sarasin.
Nuh, Muhammad. 2011. Etika Profesi Hukum. Bandung: CV. Pustaka Setia.