Indonesia Website Awards

Pendidikan Wanita, Masihkah Ada Diskriminasi?

Pendidikan Wanita, Masihkah Ada Diskriminasi? – Halo sobat Shalaazz, Seiring perkembangan zaman, pendidikan tetap menjadi tolok ukur masyarakat terhadap sikap dan moral. Dalam hal ini banyak sering terdengar titah masyarakat awam yang mengatakan “apa sih gunanya pendidikan untuk wanita?”

“Buat apa perempuan sekolah tinggi-tinggi tapi pada akhirnya menjadi sarjana dapur?” Kita (terutama perempuan) pasti pernah dengar ocehan panas yang mungkin keluar dari mulut tetangga, mulut saudara bahkan mulut keluarga yang mungkin masih kurang paham terhadap pentingnya dunia pendidikan bagi perempuan.  

Oke. sekarang di sini saya akan memaparkan sedikit ilmu yang telah saya baca di beberapa media tentang pendidikan wanita. Sobat shalaazz tentu tahu kan tentang pahlawan wanita di Indonesia yang sangat berperan dalam dunia pendidikan khususnya perempuan.  That’s right kalau kalian tahu. Berarti kalian nggak buta sejarah.

Nah buat yang lupa saya ingatkan ya. Ini pahlawan wanita yang menjadi pelopor tentang pendidikan wanita yaitu Raden Adjeng Kartini,Raden Dewi Sartika,Martha Christina Tiahahu, Hj. Fatmawati Soekarno dan masih ada beberapa tokoh wanita lainnya.   Pernah nggak kita mikir ngapain coba perempuan itu dibela-belain sampai ke pendidikannya.

Baca Juga: Siapakah Pahlawan Pendidikan Wanita Sebelum Kartini?

Tentu sebagian kalian pernah nyadarkan. It’s oke. Untuk yang belum sadar sini saya sadarkan (mbaah)   Nah jadi pendidikan itu nggak berlaku hanya untuk satu gender aja. Pendidikan itu bebas dan setiap orang baik laki-laki, perempuan maupun setengahnya dari itu, berhak kok menempuh pendidikan nggak ada larangan.

Sebab undang-undang pemerintahan dan agama menyetujui itu. termasuk perihal pendidikan wanita yang mungkin masih jadi tranding topik dikalangan masyarakat awam. Perlu kita tau bahwa wanita dengan pendidikan tinggi itu agar bisa mampu disejajarkan. 

Maksudnya pengetahuannya mampu disejajarkan dengan golongan adam. Jadi wanita juga butuh pengetahuan untuk bisa bergerak bebas mengutarakan ide dan pendapatnya diluar. Jadi nggak didapur terus. Kalau dilihat dari segi sosial , ada beberapa kasus yang saya lihat, bahwa wanita yang berpendidikan rendah cenderung mendapatkan perlakuan yang kurang wajar.   

Seperti penipuan, penindasan, kekerasan dalam rumah tangga, dan masih banyak lagi. Dalam hal ini wanita merasa terintimidasi. Setelah dilihat dari segi pendidikan ternyata sebagian wanita yang mendapat perlakuan yang semena-mena, rata-rata memiliki pendidikan rendah bahkan ada yang nggak sekolah. Itu tentu sangat berpengaruh terhadap dunia pendidikan khusunya bagi perempuan. Secara tidak langsung, ternyata masih ada diskriminasi bagi perempuan.  

Nah jadi nggak salah kan wanita punya pendidikan tinggi supaya bisa lebih terbuka tentang kawasan dunia luar dan nggak gitu-gitu aja. Kalau kita lihat perjuangan pahlawan yang mempelopori wanita untuk berpendidikan kita bisa berkaca dari ibunya wanita indonesia (Raden Ajeng Kartini) yang bersih keras untuk mempelopori emansipasi wanita.   

Beliau merupakan salah satu idola yang sangat dikagumi bangsa indonesia maupun negara tetangga karena kegigihannya dalam membela wanita. Lewat surat-surat yang beliau buat yang isinya tentang kesejajaran wanita dan pria dalam hal pendidikan. karena banyak dari masyarakat kita terutama yang awam terhadap pendidikan selalu menyudutkan wanita.   

Dimana ada yang mengatakan bahwa pria harus lebih tinggi pendidikannya dibandingkan wanita. Sehingga pada zaman dulu wanita dilarang untuk sekolah bahkan sekalipun membaca buku. Nah dari sini lah Ibu R.A kartini mulai memperjuangkan wanita untuk bisa tetap sama-sama menempuh ilmu pendidikan.  

Namun hingga masa ini pun masih ada masyarakat yang sangat kekeh untuk tidak memberikan pendidikan tinggi kepada anak perempuannya. Entah karena masa kendala biaya atau seperti apa, itu tergantung dari masing-masing pribadi orang tua. Kalau karena masalah biaya tentu pemerintah sudah menyediakan fasilitas yang cukup untuk menempuh pendidikan.  

Kalau menurut saya untuk menghilangkan rasa-rasa yang mungkin masih tersisa pada zaman dahulu, kita yang mungkin merasa paham tentang pentingnya pendidikan wanita bisa melakukan hal-hal untuk menggalakkan kembali surat-surat kartini yang kini mulai sunyi untuk di perbincangkan dimasyarakat umum. Atau dengan sosialisasi mungkin, baik itu dengan lisan maupun tulisan.  

Kita perlu meyakini kepada mereka bahwa wanita punya hak untuk menempuh pendidikan. Jangan biarkan mereka terkekang dan menyesal diakhir kemudian. Karena kita perlu melahirkan kartini-kartini baru untuk memperjuangkan emansipasi wanita yang kini masih tertindas dalam pendidikan.

Dan seharusnya pria perlu membuka lebar pintu kedatangan mereka, dengan begitu pemikiran dunia jauh lebih luas karena di ikutsertakan dengan pendapat-pendapat wanita. Mungkin sekian artikel dari saya semoga memberi manfaat dan jangan lupa komentarnya yah.  Jangan lupa juga ajak temen-temen kalian, kerabat kalian, saudara/dingsanak kalian untuk baca artikel tentang pendidikan, supaya pemikiran kita bisa sama-sama lebih luas dan terbuka serta banyak menambah perbendaharaan pengetahuan untuk tau lebih banyak lagi tentang dunia pendidikan.

Oh iya. baca artikel pendidikan itu bisa di shalaazz.com (Blognya Pendidikan). Blog yang disajikan Khusus tentang dunia pendidikan.   Oke sekian dari saya, sampai jumpa diartikel selanjutnya yah.