Penafsiran Pendidikan Jalan Cinta Para Pejuang Ala Salim A Fillah – Halo sobat Shalaazz, Pendidikan membicarakan hukum tentang yang sedikit. Jalan cinta para pencari ilmu adalah yang sedikit untuk masuk ke dalam dunia perkuliahan atau dunia pendidikan.
Terlihat banyak tetapi sedikit sekali yang menjajaki ilmu lebih dalam dan mengeksplorasikan dalam sendi-sendi kehidupan. Lalu, bagaimana peran anak zaman sekarang yang dikatakan oleh Salim A Fillah dikaitkan dengan dunia pendidikan? Salim A Fillah mengungkapkan bahwa dalam buku Jalan Cinta Para Pejuang, “Seperti kita semua setiap pejuang adalah anak zaman.
Tetap, mereka menguak celah dinding sejarah. Tepat di saat mentari meninggi. Lalu peradaban menjadi cerah” saya mengartikan apa yang dikatakan Salim A Fillah ini setiap anak pasti akan berbeda masa untuk berjuang. Dalam setiap kehidupan ditentukan oleh pakar-pakar yang berbeda. Berkorban sesuai dengan bidang ilmu yang digelutinya. Menerobos setiap ujung dengan penemuan-penemuan yang mereka teliti serta dituangkan dalam disertasi yang akan membuka logika-logika anak zaman.
Membuka pintu-pintu sejarah yang akan dijadikan patokan dalam memainkan perannya sebagai anak zaman muda sekarang. Menjadikan kisah sebagai suatu pelajaran dalam mendidik anak-anak yang terlahir dari rahim ibu sejak kecil. Agar tidak terjadi penyimpangan dalam dunia pendidikan. Ketika terjadi suatu penyimpangan alangkah baiknya anak zaman diikatkan dengan risalah kasih sayang. Karena apa saja yang berasal dari hati maka akan masuk ke hati, apa yang keluar dari lisan maka akan masuk ke telinga, dan anak zaman bukanlah insan yang sekeras batu bukan juga insan yang sebersih para malaikat.
Pendidikan menjadi hal yang berfaedah ketika menemukan ikatan kedua insan yang saling menyatukan bukan menyombongkan. Pendidikan yang dikatakan Salim A Fillah harus tegak diantar hikmah-hikmah. Memunculkan kepekaan dan kepedulian melalui hikmah yang menyentuh kalbu akan terasa manfaat yang sangat besar.
Dibandingkan memarahi atau menceramahi dalam setiap pembelajaran. Tidak akan terasa nikmatnya dalam menuntut ilmu dengan beberapa perjuangan yang telah tertulis dalam sejarah. Dikala semangat anak zaman meninggi. Maka, disitulah akan tercapai peradan yang hakiki.