Merdeka Indonesia untuk Berjuang Essay – Merdeka. Merdeka bukan kata, Indonesia merdeka bukanlah kalimat. Indonesia merdeka tahun 1945 bukanlah akhir dari keberhasilan. Berhasil itu, saat bisa mempertahankan puncak dari keberhasilan. 17 Agustus 1945, pembacaan Teks Proklamasi oleh Ir. Soekarno menjadi bukti dari pepatah ‘Hasil tidak akan menghianati proses’. Merdeka itu, bukan sekali seumur hidup, melainkan setiap hari dalam hidup.
Di zaman ini, kita berperan sebagai generasi penerus perjuangan kemerdekaan yang sesungguhnya. Lebih afdhal saat jamaah sholat Subuh di masjid seramai jamaah sholat Jum’at, lengkap sudah kemerdekaan kita.
Baca Juga: Indonesia Nation Building Oleh I Wayan Budiartawan
Perjuangan Belum Usai
Bebas, kondisi yang dibayangkan setelah mendengar kata ‘merdeka’. Berlepas diri dari kekangan, hinaan, bantaian, ketergantungan, dan segala yang menyakitkan. Bebas melakukan segala yang kita ingin tanpa takut dibantai. Republik Indonesia sudah merdeka, bukan berarti rakyatnya bebas melakukan aktivitas tanpa batas, anak-anak dididik tanpa bekas, remaja dengan pergaulan bebas.
Diibaratkan menghias tanpa merawat, setelah indah dibiarkan hancur. Namun, hal tersebut adalah ketakutan penulis semata. Menghafal rumus matematika tidaklah mudah, dihafal untuk memahami. Setelah sekian banyak rumus yang diingat, siapapun akan merasa senang karena bebas dari hafalan yang bikin ‘greget’. Tidak berhenti disana, sebab rumus diciptakan bukan hanya untuk diingat. Memang bagus, namun tidak sesuai dengan kaidahnya. Rumus matematika untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Baca Juga: 17 Agustus Bangkitkan Semangat Anak Indonesia Essay
Menghitung volume air dalam bak, menghitung panjang tangga, dan sebagainya. Dengan begitu, kita menghargai keberadaan rumus matematika. Bila sudah memahami tujuan rumus yang sebenarnya, barulah disebut berhasil. Sama halnya dengan kemerdekaan. Ketika para pejuang telah berhasil merebut Indonesia dari tangan penjajah, adalah tahap pertama untuk tahap selanjutnya. Diumpamakan orangtua yang memberi bekal kepada anak-anaknya untuk masa depan yang sukses. Kemerdekaan adalah bekal dari pejuang bangsa untuk kita memperjuangkan keberhasilan yang sesungguhnya.
Baca Juga: Apa itu Identitas Nasional? Berikut Penjelasan Lengkapnya
Ini Saya, Ini Indonesia
Semua yang diharapkan leluhur bangsa sudah dihidangkan, yaitu lepas, bebas, Indonesia dengan kepribadiannya. Maksud dari kepribadian disini adalah Indonesia hanyalah Indonesia, tidak ada negara lain yang melatarbelakangi. Seperti pepatah Inggris, be yourself. Jadilah diri sendiri. Ini Saya, Ini Indonesia. Dimisalkan, Bahagianya Saya, bahagianya kamu.
Kamu bahagia, Saya harus bahagia. Melakukan segala ciri khas bangsa, agama, daerah dengan bebas tanpa mencaci maki. Saling menghargai karena Indonesia itu satu, menyatu untuk tujuan yang satu. Menjadi penganut kaaffah dari keyakinannya, menjadi Indonesia yang seutuhnya. Luar biasa bahagianya para pahlawan, saat kebebasan digunakan dengan semestinya. Memakmurkan Indonesia, menyatukan Indonesia walau pulaunya pecah tersebar.
Sebaliknya, bagaimana perasaan mereka saat mengetahui kebebasan tersebut digunakan untuk menghancurkan Indonesia? Layaknya lelaki yang mencari nafkah untuk kemakmuran anak dan istri, dijatuhkan oleh anaknya yang malas dalam belajar. Apalah arti dari hal besar, jika yang sepele saja dilupakan. Sedikit-sedikit lama lama jadi bukit.
Gugur satu pahlawan, pahlawan lain melanjutkan. Apalah arti dari merdeka, jika kita melupakan pekerjaan sederhana. Pergi sana-sini, namun sampah masih belum pada tempatnya. Tempat tidur berantakan di siang hari. Kesalahan kecil dapat menjadi kesalahan besar, api yang kecil dapat membesar. Apalah arti dari semangat perjuangan, bila tidak sholat Subuh berjamaah di masjid. Jadilah diri sendiri dengan tidak melupakan pekerjaan kecil agar dapat mengenal diri, mengubah kekurangan menjadi kelebihan, menjadi manusia seutuhnya untuk melanjutkan cita-cita leluhur bangsa.
Penulis: Saka Juang Miftahul Ulum – Siswi kelas 12 MIPA di SMA Ibnu Siena Kota Tasikmalaya